BAB I
PENDAHULUAN
Penerapan teknologi informasi
telah begitu pesat. Banyak hal yang menguntungkan pengguna namun juga sering
membawa dampak tidak
menyenangkan. Sopan santun berkomunikasi melalui teknologi seperti telepon
seluler (ponsel), dan e-mail cenderung terabaikan. Penggunaan teknologi sering tidak memperhatikan etika berkomunikasi. Pada dasarnya teknologi informasi ditujukan untuk memudahkan kehidupan bukan
sebaliknya merepotkan atau menganggu. Penggunaan teknologi dapat
menjadi ajang promosi, namun juga berpotensi penipuan. Untuk hal ini sudah
operator seluler juga harus memberikan perhatian terhadap persoalan ini dan melakukan langkah-langkah antisipatif.
Yang perlu dipahami adalah nomor ponsel yang kita gunakan adalah milik kita
sendiri yang mencerminkan personalitas yang diejawantahkan oleh teknologi. Sangat wajar kita mendapat
perlindungan secara dari segala macam gangguan dan sejenisnya.
Kemajuan teknologi perlu perlindungan
menyeluruh akan informasi jati
diri kita agar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yang
mengganggu. Seiring perkembangan TI di masyarakat muncul pula visi dan budaya dalam menggunakan TI. Dari sini
potensi salah kaprah atau hal negatif karena kurang perhatian terhadap konsep awal penyerapan TI.
Individu atau lembaga mulai menyerap internet sebagai alat komunikasi dan
periklanan karena murah dengan jangkauan global. Namun mulai terjadi hal-hal
negatif seperti SPAM. Tanpa TI kita mengenal periklanan di media cetak maupun media elektronik
televisi dan radio. Seseorang/lembaga menyiarkan dan masyarakat tanpa merasa
terganggu bisa melihat/mendengar iklan tersebut, sebaliknya bentuk iklan non-TI
sangat mengganggu seperti penawaran yang dikirimkan ke rumah padahal kita tak
pernah meminta. Begitu pula di
internet, pengguna internet tidak ingin rumahnya dipaksa dikirim penawaran oleh
orang tidak dikenal. Layaknya periklanan yang dikirim ke rumah selama
disepakati bukan masalah, misalnya seperti kita mendaftar katalog dan buletin
sebuah produk secara berkala. Di
internet juga sama, misal kita tak akan protes menerima e-mail dari satu
iklan berkala, announcement ataupun bentuk lainnya karena telah sepakat
untuk menerima e-mail tersebut.
Kesepakatan
menerima e-mail tersebut di
dalam dunia web adalah push
technology. Konsep ini muncul sekitar tahun 1998, dengan melakukan seting
tertentu pada komputer dan informasi
akan datang sendiri tanpa perlu kita yang aktif mengambilnya. Dari segi etika hanya satu yaitu share/publish
melalui web atau media online, dan push bila ada kesepakatan individu penerima
dengan pelaku bisnis. Kita memang butuh percepatan untuk mengejar ketinggalan teknologi, namun harus
memperharikan etika dan budaya,
apalagi orang timur dikenal dengan keramahan dan kesantunannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika Teknologi Informasi
Etika teknologi informasi berbeda dari etika
umum. Teknologi informasi menitikberatkan pada masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai teknologi informasi agar percaya pada ilmu pengetahuan. Bidang itu menciptakan produk misal
komputer yang dapat mempengaruhi masyarakat luas. Produk tersebut juga dapat
memberikan keuntungan untuk masyarakat dan memiliki tanggung jawab
pada masyarakat luas yang menggunakannya. Tanggungjawan itu meliputi meliputi
keamanan dan keselamatan data, terpercaya, serta mudah untuk digunakan.
Tujuan dan
tanggung jawab bidang teknologi informasi sebagai berikut.
a) Mencapai kualitas yang tinggi dan
efektivitas yang baik pada proses maupun produk kerja professional.
b) Mengetahui dan menghormati adanya hukum
yang berhubungan dengan kerja yang professional.
c) Memberikan secara menyeluruh dan
mencermati perubahan yang terjadi pada sistem komputer dan kendalanya, termasuk
menganalisa resiko yang mungkin terjadi.
d) Menghormati perjanjian, persetujuan, dan
menunjukkan tanggung jawab.
e) Mengubah pandangan masyarakat tentang
menggunakan sistem komputer serta konsekuensinya.
f) Mengakses sistem komputer dan sumber
komunikasi hanya ketika diterbitkan oleh pembuat sistem operasi tersebut.
Bidang teknologi informasi memiliki etika diantaranya seperti di bawah ini.
a)
Tidak menggunakan perangkat
komputer untuk dan sekiranya membahayakan orang lain.
b)
Tidak mencampuri pekerjaan
komputer orang lain.
c) Tidak mengintip file orang lain.
d) Tidak menggunakan perangkat
komputer untuk pekerjaan ilegal.
e) Tidak menggunakan perangkat
komputer untuk membuat kesaksian palsu.
f) Tidak menggunakan atau menyalin
perangkat lunak yang belum di
bayar.
g) Tidak menggunakan sumber daya
komputer orang lain tanpa otorisasi.
h) Tidak mengambil hasil intelektual
orang lain untuk diri kita sendiri dan atau orang lain.
i)
Selalu
memikirkan akibat sosial dari
program yang kita tulis.
j)
Menggunakan
perangkat komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa
penghargaan.
B. Dampak Teknologi Informasi
Teknologi informasi dan komunikasi dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan lebih akurat, cepat, murah, aman, efisien, efektif, dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Itulah
kecanggihan teknologi yang dapat
kita rasakan. Teknologi informasi dan komunikasi terutama
komputer telah banyak dimanfaatkan di
berbagai bidang kehidupan misalnya di
bidang pendidikan, industri, kesehatan, transportasi, dan sebagainya. Akan tetapi selain diperoleh berbagai
keuntungan dari penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi,
ternyata juga ada dampak
negatifnya. Ulah para hacker maupun cracker yang mengacaukan data
pemilu merupakan salah satu contoh dampak
negatif kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai
suatu teknologi yang berfungsi
untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi tersebut dengan berbagai
bentuk media dan format (image, suara, text, motion pictures). Dari pengalaman
dan pengamatan, tahapan pemanfaatan teknologi
informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap sebagai media yang dapat menghemat biaya
dibandingkan dengan metode konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik,
kertas, penghapus, tipe-x, proses editing, dan sebagainya cenderung tidak
efisien.
Sekarang dengan bantuan komputer kita bisa
melihat hasil ketikan di layar
monitor sebelum dicetak (paperless). Lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file. Setelah dirasakan
bahwa teknologi Informasi dapat menggantikan cara
konventional yang memberikan benefit, maka orang mulai melihat kelebihan
lainnnya, misalnya menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (e-mail),
pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan
sebagainya dimana pada tahapan ini orang sudah mulai menginvestasikan kepada
perangkat komputer. Dari manfaat yang didapatkan, teknologi informasi
mulai digunakan dan diterapkan untuk membantu operasional dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan produk yang
ditawarkan tanpa dibatasi waktu dan ruang.
Orang sudah mau investasi dalam menyediakan perangkat keras dan
lunak untuk mengelola data dan menghasilkan laporan secara lebih akurat dan
menyeluruh. Dari level top management proses pengolahan data menjadi informasi dan akhirnya menjadi
pengetahuan (knowledge) digunakan sebagai proses untuk mengambil
keputusan sehingga keputusan yang diambil akan terstruktur dan terarah (Executive
Decision Making). Tahapan terakhir dimana orang sudah berani menginvestasi
secara optimal untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia
untuk mengoperasikan bisnisnya. Pemanfaatkan teknologi infomasi sudah secara menyeluruh dan terpadu untuk
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
dan meningkatkan effisiensi dan effektivitas perusahaan.
Intenet dan e-commerce telah memicu
perhatian baru tentang dampak etika dan sosial dari sistem informasi.
Internet dan teknologi perusahaan digital telah memungkinkan
penyusunan, integrasi dan distribusi informasi
lebih mudah dari masa sebelumnya konvensional, hal ini menimbulkan masalah baru
seperti dalam penggunaan informasi konsumen, perlindungan informasi pribadi dan perlindungan hak
cipta. Kemunculan teknologi informasi baru telah menimbulkan efek
riak, membangkitkan isu isu baru dalam
hal etika, sosial dan politik yang harus dihadapi
pada tingkatan perorangan, masyarakat dan politik. Isu-isu etika, sosial dan politik yang diakibatkan oleh sistem informasi melibatkan aspek moral
sebagai berikut.
a)
Hak dan kewajiban informasi (information rights and
obligations): Beberapa alat perlindungan privasi data seseorang mengunjungi
situs web tertentu, digunakan untuk mengidentifikasi pengunjung dan melacak
kunjungan ke situs web tersebut. Web bugs: file yang disertakan dalam
pesan e-mail atau halaman web yang dirancang untuk mengawasi kebiasaan penggunaan
internet seseorang. Spyware: teknologi yang dapat membantu mengumpulkan informasi tentang orang atau
organisasi tanpa sepengetahuan mereka.
b) Hak untuk mendapat informasi
adalah hak yang dimiliki oleh individu atau organisasi tentang informasi yang terkait dengan mereka.
c)
Teknologi dan sistem informasi
telah mengakibatkan perubahan besar pada hukum dan praktek sosial yang melindungi hak kekayaan
intelektual pribadi. Kekayaan intelektual (intellectual property) adalah
kekayaan tak nyata yang diciptakan oleh perorangan atau perusahaan yang menjadi subyek untuk dilindungi di bawah hukum rahasia dagang
(trade secret), hak cipta (copyright), dan paten (patent).
Menurut DMCA hal yang merupakan ilegal adalah
membuat, menyebarkan, dan menggunakan peralatan yang dapat
mengelakkan perlindungan berbasis teknologi
dari material yang dilindungi hak cipta. Hak dan kewajiban kepemilikan (property
rights and obligations) :
1)
Hak dan kewajiban
Hak
milik intelektual tradisional dilindungi dalam masyarakat digital, yang sulit dilacak kepemilikannya sedangkan untuk mengabaikannya demikian
mudah.
2)
Liabilitas dan Kontrol
Bersamaan
dengan hukum tentang privasi dan kepemilikan, teknologi informasi
baru juga menantang hukum liabilitas dan praktek-praktek sosial untuk memastikan
individu dan institusi bertanggung jawab (accountable).
3)
Kualitas sistem (system
quality)
Tiga
sumber utama kelemahan sistem adalah: software bugs dan error,
kegagalan hardware atau fasilitas yang terjadi secara alami atau sebab lainnya,
dan kualitas masukan data yang rendah.
4)
Kualitas hidup (quality of
life)
Komputer
dan teknologi
informasi mempunyai potensi
untuk menghancurkan elemen-elemen yang berharga dari budaya dan
masyarakat, meskipun keduanya juga membawa manfaat yang luar biasa.
Banyak hal yang menggembirakan dari dampak positif pemanfaatan teknologi informasi. Misal di
bidang jasa pelayanan kesehatan, institusi kesehatan menggunakan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan secara terpadu dari
pendaftaran pasien sampai kepada system penagihan yang bisa dilihat melalui
internet. Sekarang banyak bermunculan polling atau layanan masyarakat dalam bentuk SMS (Short Message
Service), termasuk juga untuk sistem perbankan. Namun kita sadari di sisi lain, kita sering mendengar dampak negatif dari pemanfaatan teknologi. Salah satu penelitian yang di lakukan di Universitas Tohoku Jepang menunjukan
bahwa bila anak-anak dijejali aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan
terjadi kerusakan di sebagian
otaknya. Kejadian di Thailand di mana seorang gadis remaja gantung
diri karena frustasi tidak dapat menyelesaikan permaian bomber man.
Dalam bidang kriminalitas, bahwa ada korelasi
positif antara bermain permainan komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan anak muda, khususnya
permaian komputer yang banyak memuat unsur kekerasan dan pembunuhan. Di bidang perbankan, lebih
mengkhawatirkan lagi penggunaan kartu kredit illegal (carding). Belum
lagi perseteruan antara pembuat virus dan antivirus yang tidak pernah berhenti
sepanjang masa. Dampak positif
dan negatif dari suatu perkembangan teknologi
adalah sebuah pilihan yang tidak dapat dihindari.
Beberapa dampak negatif dari sistem informasi adalah seperti di bawah ini.
a.
Keseimbangan
pembagian kekuasaan antara sentralisasi dan desentralisasi.
b.
Kecepatan
perubahan mengurangi waktu respon menghadapi persaingan.
c.
Menjaga
batas antara keluarga, pekerjaan, dan liburan.
d.
Ketergantungan
terhadap sistem dan kerentanan
sistem.
e.
Kejahatan
dan penyalahgunaan komputer.
f.
Forensik
komputer.
g.
Potensi
berkurangnya lapangan kerja.
h.
Kesetaraan
dan Akses: meningkatnya perpecahan diantara rasial dan kelas sosial.
i.
Resiko
kesehatan : Repetitive Stress Injury(RSI), Carpal Tunnel Syndrome (CTS),
Computer Vision Syndrome (CVS) dan Technostress .
j.
Akuntabilitas
dan kontrol (accountability and control) : Siapa yang dapat dan harus
bertanggung jawab atas pelanggaran informasi
dan hak milik individu dan kolektif.
C. Pentingnya Etika dan Moral
Etika telah lama
muncul sebelum adanya teknologi informasi. Isu etika
selalu menjadi perhatian dalam
masyarakat bebas dimanapun berada. Namun demikian, teknologi informasi
telah meningkatkan perhatian atas masalah etika ini, memberi tekanan pada tatanan masyarakat yang ada, dan
membuat aturan hukum yang ada menjadi kuno atau paling tidak timpang. Ada empat
trend teknologi yang
meningkatkan isu-isu etika
seperti diringkas pada Tabel di
bawah ini.
a) Pengembangan teknologi pada tingkat nasional hanya dalam arti hubungan pusat dengan daerah. Seringkali pengembangan teknologi informasi mengalami hambatan dikarenakan dikuasainya suatu teknologi oleh suatu institusi
tunggal. Kejadian ini ditunjukkan dengan fakta bahwa pengembangan perangkat
lunak yang relatif sangat didikte oleh sebuah perusahaan penyedia perangkat lunak besar. Negara-negara
berkembang memiliki keterbatasan untuk mengembangkan teknologi. Baik dari segi kemampuan SDM, biaya maupun keterbatasan
akses informasi. Barrier
atau hambatan yang cukup dirasakan untuk pengembangan teknologi informasi antara lain seperti di bawah ini.
b) Masih dikuasainya hak pengembangan dan
modifikasi perangkat lunak oleh vendor besar. Sehingga para konsumen ataupun
calon pengembang haruslah melewati jalur yang panjang dan membutuhkan biaya
tinggi untuk menjadi solution provider di dunia Teknologi Informasi. Biaya ini sangat membebani
untuk keperluan investasi awal, dan produksi selanjutnya
c) Biaya perangkat lunak yang digunakan untuk
mengembangkan produk teknologi informasi masih sangat tinggi.
Misalnya harga sistem operasi, harga kompiler, harga development tool. Di tambah biaya komponen perangkat
lunak yang mau tidak mau dimasukkan ke dalam
produk jadi. Sebagai contoh ketika membangun suatu sistem Point of Sale
(POS) yang berbasiskan sistem operasi komersial, mau tidak mau komponen
harga sistem operasi tersebut akan dimasukkan ke dalam harga akhir dari perangkat POS yang dikembangkan tersebut.
d) Biaya memperoleh informasi pendukung yang tersedia yang sangat dibutuhkan oleh developer
sangat tinggi. Hal ini lazim dikenal sebagai Developer Network
Subscription Fee. Apabila kita ingin menjadi pengembang teknologi informasi, agar dapat dilakukan akses kepada informasi-informasi penting biaya ini haruslah diperhitungkan.
e) Biaya pelatihan yang sangat tinggi
memenuhi suatu syarat sertifikasi dari vendor agar dapat dipercaya
menjadi solution provider ataupun trainning provider.
Biaya-biaya di atas jelas
menghambat keinginan pengguna yang antusias terjun mejadi pengembang teknologi informasi yang handal dan dikenal dunia. Di samping itu juga penguasaan secara sentral hak akses kepada
pasar, serta pengakuan kerja menjadikan para pengembang TI di Indonesia kurang terdengar
kiprahnya di dunia
internasional, karena harus melalui tahapan-tahapan memutar yang membutuhkan
biaya yang cukup besar. Sebelum akhirnya dapat menghasilkan suatu produk teknologi informasi.
D.
Teknologi Informasi di Indonesia
Teknologi informasi telah masuk
ke dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari kita. Internet, spreadsheet, wordprocessor, database
telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya untuk yang
berkecimpung dalam bidang
komputer, teknik, perbankan atau sains, tapi juga telah berkembang ke dalam berbagai bidang lainnya.
Komputer dan teknologi informasi telah menjadi satu dalam proses-proses belajar dan
mengajar sehari-hari. Perkembangan teknologi
yang cepat ini tanpa terasa telah memojokkan kita untuk mempelajari produk teknologi informasi ini secara cepat yang terkadang cenderung melakukan
potong kompas. Dorongan untuk mengikuti perubahan teknologi ini menjadikan kita cenderung mempelajari pengetahuan
dengan bersandar pada aplikasi-aplikasi yang populer. Populeritas suatu
perangkat lunak yang sering dibentuk oleh strategi dan proses marketing yang
hebat, sering menjadi dasar pemilihan perangkat lunak. Kadang kita kurang
melihat pada kesesuaian perangkat lunak, juga sering kita mengabaikan dasar teknologi yang melandasinya, bahkan
terkadang kita melupakan tujuan dari belajar itu sendiri.
Open source membuka
kesempatan kepada kita untuk menjadi pembuat perangkat lunak, atau menyediakan
jasa yang berkaitan dengan teknologi
informasi. Internet menjadikan
semua jaringan relatif terikat menjadi satu. Kemampuan tenaga TI lokal akan
memungkinkan terbukanya kesempatan kerja di mancanegara. Secara aktif kita dapat menyebarkan pengetahuan
tentang program open source, seperti LINUX dan lainnya melalui berbagai
kesempatan kegiatan akademis dan non akademis. Ketersediaan beragam aplikasi dalam lingkungan open source, yang memungkinkan pula untuk kita gunakan
dalam proses belajar-mengajar,
tidak hanya dalam mata
pelajaran komputer, tapi juga mata pelajaran lainnya, seperti
biologi, kimia, akuntansi, linguistik, psikologi dan sebagainya. Secara
perlahan-lahan, diharapkan nantinya akan berkembang developer-developer yang
handal, yang berfungsi tidak hanya sebagai end-user yang hanya mengerti
menggunakan sebuah kotak hitam saja.
Semua jenis aplikasi yang ada telah tersedia
padanannya untuk lingkungan open
source. Bahkan beberapa aplikasi yang ada di lingkungan open
source tidak ada di lingkungan yang kini populer
digunakan. Keterbatasan program aplikasi bukanlah suatu alasan yang cocok untuk
menghalangi kita menoleh kepada penggunaan program jenis open source ini. Semua
program open source membuka kesempatan untuk kita untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan kita.
BAB III
PENUTUP
Perkembangan teknologi informasi dan Internet
sangat pesat dan berpotensi untuk membantu mempermudah umat manusia mengarungi
kehidupannya untuk mencapai keberhasilan dalam bermasyarakat. Efek-efek negatif
bisa dihindari dengan memberikan pedoman-pedoman etika yang jelas kepada para
profesional dan pengguna teknologi ini.
Manfaat maksimal atau efek negatif dari
teknologi informasi sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan.
Kesadaran setiap insan yang didasari etika yang mengedepankan kepentingan
bersama dalam pemanfaatan teknologi sebagai salah satu kunci.
Keseimbangan yang adil perlu selalu dijaga dan
diusahakan antara kepentingan perusahaan/pemilik modal yang menjaga agar asetnya
dipergunakan semaksimal mungkin untuk keperluan perusahaan, dan kepentingan
sosial, yang memberikan makna dan guna sosial baik bagi pegawai maupun
masyarakat sekitarnya, dengan memberikan batas-batas/ acuan yang jelas,
berangkat dari keinginan untuk saling bersinergi dengan baik dan adil antara
perusahaan dan pegawai untuk memenuhi keperluan perusaaan dan tanggung jawab
sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brian, A James, Management Information System, Managing Information
Technology in the Business Enterprise, Mc Graw Hill, 2004
Franz Magnis Suseno, Etika Jawa, Sebuah Analisa Falsafi tentang
Kebijaksanaan Hidup Jawa, Penerbit PT Gramedia, Jakarta, 1991
http://www.ieee.org/portal/index.jsp - diakses 4 Aprl 2010
Titanium Steel by Team: Team: Titanium Steel - ITIAN ART
BalasHapusTitanium Steel is the classic work of titanium wedding ring steel used in all titanium trimmer as seen on tv modern and high-end furniture. The polished hypoallergenic titanium earrings aluminium oxide finish is designed for ford fusion hybrid titanium the titanium piercing jewelry