Kamis, 29 Maret 2012

Makalah Etika Teknologi Informasi


BAB I

PENDAHULUAN

 

Penerapan teknologi informasi  telah begitu pesat. Banyak hal yang menguntungkan pengguna namun juga sering membawa dampak tidak menyenangkan. Sopan santun berkomunikasi melalui teknologi seperti telepon seluler (ponsel), dan e-mail cenderung terabaikan. Penggunaan teknologi sering tidak memperhatikan etika berkomunikasi. Pada dasarnya teknologi informasi  ditujukan untuk memudahkan kehidupan bukan sebaliknya merepotkan atau menganggu. Penggunaan teknologi dapat menjadi ajang promosi, namun juga berpotensi penipuan. Untuk hal ini sudah operator seluler juga harus memberikan perhatian terhadap persoalan ini dan melakukan langkah-langkah antisipatif. Yang perlu dipahami adalah nomor ponsel yang kita gunakan adalah milik kita sendiri yang mencerminkan personalitas yang diejawantahkan oleh teknologi. Sangat wajar kita mendapat perlindungan secara dari segala macam  gangguan dan sejenisnya.
Kemajuan teknologi perlu perlindungan menyeluruh akan informasi jati diri kita agar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yang mengganggu.  Seiring perkembangan TI di masyarakat muncul pula visi dan budaya dalam menggunakan TI. Dari sini potensi salah kaprah atau hal negatif karena kurang perhatian terhadap konsep awal penyerapan TI. Individu atau lembaga mulai menyerap internet sebagai alat komunikasi dan periklanan karena murah dengan jangkauan global. Namun mulai terjadi hal-hal negatif seperti SPAM.  Tanpa TI kita mengenal periklanan di media cetak maupun media elektronik televisi dan radio. Seseorang/lembaga menyiarkan dan masyarakat tanpa merasa terganggu bisa melihat/mendengar iklan tersebut, sebaliknya bentuk iklan non-TI sangat mengganggu seperti penawaran yang dikirimkan ke rumah padahal kita tak pernah meminta. Begitu pula di internet, pengguna internet tidak ingin rumahnya dipaksa dikirim penawaran oleh orang tidak dikenal. Layaknya periklanan yang dikirim ke rumah selama disepakati bukan masalah, misalnya seperti kita mendaftar katalog dan buletin sebuah produk secara berkala. Di internet juga sama, misal kita tak akan protes menerima e-mail  dari satu iklan berkala, announcement ataupun bentuk lainnya karena telah sepakat untuk menerima e-mail  tersebut.
Kesepakatan menerima e-mail  tersebut di dalam dunia web adalah push technology. Konsep ini muncul sekitar tahun 1998, dengan melakukan seting tertentu pada komputer dan informasi akan datang sendiri tanpa perlu kita yang aktif mengambilnya. Dari segi etika hanya satu yaitu share/publish melalui web atau media online, dan push bila ada kesepakatan individu penerima dengan pelaku bisnis. Kita memang butuh percepatan untuk mengejar ketinggalan teknologi, namun harus  memperharikan etika dan budaya, apalagi orang timur dikenal dengan  keramahan dan kesantunannya. 


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Etika Teknologi Informasi
Etika teknologi informasi berbeda dari etika umum. Teknologi informasi menitikberatkan pada masyarakat yang memiliki pengetahuan mengenai teknologi informasi agar percaya pada ilmu pengetahuan. Bidang itu menciptakan produk misal komputer yang dapat mempengaruhi masyarakat luas. Produk tersebut juga dapat memberikan keuntungan untuk  masyarakat  dan memiliki tanggung jawab pada masyarakat luas yang menggunakannya. Tanggungjawan itu meliputi meliputi keamanan dan keselamatan data, terpercaya, serta mudah untuk digunakan.
Tujuan dan tanggung jawab bidang teknologi informasi sebagai berikut.
a)      Mencapai kualitas yang tinggi dan efektivitas yang baik pada proses maupun produk kerja professional.
b)      Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang professional.
c)      Memberikan secara menyeluruh dan mencermati perubahan yang terjadi pada sistem komputer dan kendalanya, termasuk menganalisa resiko yang mungkin terjadi.
d)     Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.
e)      Mengubah pandangan masyarakat tentang menggunakan sistem komputer serta konsekuensinya.
f)       Mengakses sistem komputer dan sumber komunikasi hanya ketika diterbitkan oleh pembuat sistem operasi tersebut.
 Bidang teknologi informasi memiliki etika diantaranya seperti di bawah ini.
a)      Tidak menggunakan perangkat komputer untuk dan sekiranya membahayakan orang lain.
b)      Tidak mencampuri pekerjaan komputer orang lain.
c)      Tidak mengintip file orang lain.
d)     Tidak menggunakan perangkat komputer untuk pekerjaan ilegal.
e)      Tidak menggunakan perangkat komputer untuk membuat kesaksian palsu.
f)       Tidak menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum di bayar.
g)      Tidak menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi.
h)      Tidak mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kita sendiri dan atau orang lain.
i)        Selalu memikirkan akibat sosial dari program yang kita tulis.
j)        Menggunakan perangkat komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa penghargaan.

B.     Dampak Teknologi Informasi
Teknologi informasi dan komunikasi  dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih akurat, cepat, murah, aman, efisien, efektif, dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Itulah kecanggihan teknologi yang dapat kita rasakan.  Teknologi informasi dan komunikasi terutama komputer telah banyak dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan misalnya di bidang pendidikan, industri, kesehatan, transportasi, dan sebagainya. Akan tetapi selain diperoleh berbagai keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, ternyata juga ada dampak negatifnya. Ulah para hacker maupun cracker yang mengacaukan data pemilu merupakan salah satu contoh dampak negatif kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi. 
Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berfungsi untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan menyebarkan informasi tersebut dengan berbagai bentuk media dan format (image, suara, text, motion pictures). Dari pengalaman dan pengamatan, tahapan pemanfaatan teknologi informasi dimulai pada saat teknologi informasi dianggap sebagai media yang dapat menghemat biaya dibandingkan dengan metode konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik, kertas, penghapus, tipe-x, proses editing, dan sebagainya cenderung tidak efisien.
Sekarang dengan bantuan komputer kita bisa melihat hasil ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless). Lebih effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file.  Setelah dirasakan bahwa teknologi Informasi dapat menggantikan cara konventional yang memberikan benefit, maka orang mulai melihat kelebihan lainnnya, misalnya menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (e-mail), pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan sebagainya dimana pada tahapan ini orang sudah mulai menginvestasikan kepada perangkat komputer. Dari manfaat yang didapatkan, teknologi informasi mulai digunakan dan diterapkan untuk membantu operasional dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan produk yang ditawarkan tanpa dibatasi waktu dan ruang.
Orang sudah mau investasi dalam menyediakan perangkat keras dan lunak untuk mengelola data dan menghasilkan laporan secara lebih akurat dan menyeluruh. Dari level top management proses pengolahan data menjadi informasi dan akhirnya menjadi pengetahuan (knowledge) digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan sehingga keputusan yang diambil akan terstruktur dan terarah (Executive Decision Making). Tahapan terakhir dimana orang sudah berani menginvestasi secara optimal untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia untuk mengoperasikan bisnisnya. Pemanfaatkan teknologi infomasi sudah secara menyeluruh dan terpadu untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan effisiensi dan effektivitas perusahaan.
Intenet dan e-commerce telah memicu perhatian baru tentang dampak etika dan sosial dari sistem informasi. Internet dan teknologi perusahaan digital telah memungkinkan penyusunan, integrasi dan distribusi informasi lebih mudah dari masa sebelumnya konvensional, hal ini menimbulkan masalah baru seperti dalam penggunaan informasi konsumen, perlindungan informasi pribadi dan perlindungan hak cipta. Kemunculan teknologi informasi baru telah menimbulkan efek riak, membangkitkan isu isu baru dalam hal etika, sosial dan politik yang harus dihadapi pada tingkatan perorangan, masyarakat dan politik. Isu-isu etika, sosial dan politik yang diakibatkan oleh sistem informasi melibatkan aspek  moral sebagai berikut.
a)      Hak dan kewajiban informasi (information rights and obligations): Beberapa alat perlindungan privasi data seseorang mengunjungi situs web tertentu, digunakan untuk mengidentifikasi pengunjung dan melacak kunjungan ke situs web tersebut.   Web bugs: file yang disertakan dalam pesan e-mail  atau halaman web yang dirancang untuk mengawasi kebiasaan penggunaan internet seseorang. Spyware: teknologi yang dapat membantu mengumpulkan informasi tentang orang atau organisasi tanpa sepengetahuan mereka.
b)      Hak untuk mendapat informasi adalah hak yang dimiliki oleh individu atau organisasi tentang informasi yang terkait dengan mereka.
c)      Teknologi dan sistem informasi telah mengakibatkan perubahan besar pada hukum  dan praktek sosial yang melindungi hak kekayaan intelektual pribadi. Kekayaan intelektual (intellectual property) adalah kekayaan tak nyata yang diciptakan oleh perorangan atau perusahaan yang menjadi subyek untuk  dilindungi di bawah hukum rahasia dagang (trade secret), hak cipta (copyright), dan paten (patent).
Menurut DMCA hal yang merupakan ilegal adalah membuat,  menyebarkan, dan menggunakan peralatan yang dapat  mengelakkan perlindungan berbasis teknologi dari material yang dilindungi hak cipta. Hak dan kewajiban kepemilikan (property rights and obligations) :
1)      Hak dan kewajiban
Hak milik intelektual tradisional dilindungi dalam masyarakat digital, yang sulit dilacak kepemilikannya sedangkan untuk mengabaikannya demikian mudah.
2)      Liabilitas dan Kontrol
Bersamaan dengan hukum tentang privasi dan kepemilikan,  teknologi informasi  baru juga menantang hukum liabilitas dan praktek-praktek sosial untuk   memastikan individu dan institusi bertanggung jawab (accountable).
3)      Kualitas sistem (system quality)
Tiga sumber  utama kelemahan sistem adalah:  software bugs dan error, kegagalan hardware atau fasilitas yang terjadi secara alami atau sebab lainnya, dan kualitas masukan data yang rendah.
4)      Kualitas hidup (quality of life)
Komputer dan teknologi informasi mempunyai potensi untuk menghancurkan  elemen-elemen yang berharga dari budaya dan masyarakat, meskipun keduanya juga membawa manfaat yang luar biasa.
Banyak hal yang menggembirakan dari dampak positif pemanfaatan teknologi informasi. Misal di bidang jasa pelayanan kesehatan, institusi kesehatan menggunakan teknologi informasi untuk memberikan pelayanan secara terpadu dari pendaftaran pasien sampai kepada system penagihan yang bisa dilihat melalui internet. Sekarang banyak bermunculan polling atau layanan masyarakat dalam bentuk SMS (Short Message Service), termasuk juga untuk sistem perbankan. Namun kita sadari di sisi lain, kita sering mendengar dampak negatif dari pemanfaatan teknologi. Salah satu penelitian yang di lakukan di Universitas Tohoku Jepang menunjukan bahwa bila anak-anak dijejali aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya. Kejadian di Thailand di mana seorang gadis remaja gantung diri karena frustasi tidak dapat menyelesaikan permaian bomber man.
Dalam bidang kriminalitas, bahwa ada korelasi positif antara bermain permainan komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan anak muda, khususnya permaian komputer yang banyak memuat unsur kekerasan dan pembunuhan. Di bidang perbankan, lebih mengkhawatirkan lagi penggunaan kartu kredit illegal (carding). Belum lagi perseteruan antara pembuat virus dan antivirus yang tidak pernah berhenti sepanjang masa. Dampak positif dan negatif dari suatu perkembangan teknologi adalah sebuah  pilihan yang tidak dapat dihindari. 
Beberapa dampak negatif dari sistem informasi adalah seperti di bawah ini.
a.       Keseimbangan pembagian kekuasaan antara sentralisasi dan desentralisasi.
b.      Kecepatan perubahan mengurangi waktu respon menghadapi persaingan.
c.       Menjaga batas antara keluarga, pekerjaan, dan liburan.
d.      Ketergantungan terhadap sistem dan kerentanan sistem.
e.       Kejahatan dan penyalahgunaan komputer.
f.       Forensik komputer.
g.      Potensi berkurangnya lapangan kerja.
h.      Kesetaraan dan Akses: meningkatnya perpecahan diantara rasial dan kelas sosial.
i.        Resiko kesehatan : Repetitive Stress Injury(RSI), Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Computer Vision Syndrome (CVS) dan  Technostress .
j.        Akuntabilitas dan kontrol (accountability and control) : Siapa yang dapat dan harus bertanggung jawab atas pelanggaran informasi dan hak milik individu dan kolektif.

C.    Pentingnya Etika dan Moral
Etika telah lama muncul sebelum adanya teknologi informasi. Isu etika selalu menjadi perhatian dalam masyarakat bebas dimanapun berada. Namun demikian, teknologi informasi telah meningkatkan perhatian atas masalah etika ini, memberi tekanan pada tatanan masyarakat yang ada, dan membuat aturan hukum yang ada menjadi kuno atau paling tidak timpang. Ada empat trend teknologi yang meningkatkan isu-isu etika seperti diringkas pada Tabel di bawah ini.
a)      Pengembangan teknologi pada tingkat nasional hanya dalam arti hubungan pusat dengan daerah. Seringkali pengembangan teknologi informasi mengalami hambatan dikarenakan dikuasainya suatu teknologi oleh suatu institusi tunggal. Kejadian ini ditunjukkan dengan fakta bahwa pengembangan perangkat lunak yang relatif sangat didikte oleh sebuah perusahaan penyedia perangkat lunak besar. Negara-negara berkembang memiliki keterbatasan untuk mengembangkan teknologi. Baik dari segi kemampuan SDM, biaya maupun keterbatasan akses informasi. Barrier atau hambatan yang cukup dirasakan untuk  pengembangan teknologi informasi antara lain seperti di bawah ini.
b)      Masih dikuasainya hak pengembangan dan modifikasi perangkat lunak oleh vendor besar. Sehingga para konsumen ataupun calon pengembang haruslah melewati jalur yang panjang dan membutuhkan biaya tinggi untuk menjadi solution provider di dunia Teknologi Informasi. Biaya ini sangat membebani untuk keperluan investasi awal, dan produksi selanjutnya
c)      Biaya perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan produk teknologi informasi masih sangat tinggi. Misalnya harga sistem operasi, harga kompiler, harga development tool. Di tambah biaya komponen perangkat lunak yang mau tidak mau dimasukkan ke dalam produk jadi. Sebagai contoh ketika membangun suatu sistem Point of Sale (POS) yang berbasiskan sistem operasi komersial, mau tidak mau komponen harga sistem operasi tersebut akan dimasukkan ke dalam harga akhir dari perangkat POS yang dikembangkan tersebut.
d)     Biaya memperoleh informasi pendukung yang tersedia yang sangat dibutuhkan oleh developer sangat tinggi. Hal ini lazim dikenal sebagai Developer Network Subscription Fee. Apabila kita ingin menjadi pengembang teknologi informasi, agar dapat dilakukan akses kepada informasi-informasi penting biaya ini haruslah diperhitungkan.
e)      Biaya pelatihan yang sangat tinggi memenuhi suatu syarat sertifikasi dari vendor agar dapat dipercaya menjadi solution provider ataupun trainning provider.  Biaya-biaya di atas jelas menghambat keinginan pengguna yang antusias terjun mejadi pengembang teknologi informasi yang handal dan dikenal dunia. Di samping itu juga penguasaan secara sentral hak akses kepada pasar, serta pengakuan kerja menjadikan para pengembang TI di Indonesia kurang terdengar kiprahnya di dunia internasional, karena harus melalui tahapan-tahapan memutar yang membutuhkan biaya yang cukup besar. Sebelum akhirnya dapat menghasilkan suatu produk teknologi informasi.

D.    Teknologi Informasi di Indonesia
Teknologi informasi telah masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari kita. Internet, spreadsheet, wordprocessor, database telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya untuk  yang berkecimpung dalam bidang komputer, teknik, perbankan atau sains, tapi juga telah berkembang ke dalam berbagai bidang lainnya. Komputer dan teknologi informasi telah menjadi satu dalam proses-proses belajar dan mengajar sehari-hari. Perkembangan teknologi yang cepat ini tanpa terasa telah memojokkan kita untuk mempelajari produk teknologi informasi ini secara cepat yang terkadang cenderung melakukan potong kompas. Dorongan untuk mengikuti perubahan teknologi ini menjadikan kita cenderung mempelajari pengetahuan dengan bersandar pada aplikasi-aplikasi yang populer. Populeritas suatu perangkat lunak yang sering dibentuk oleh strategi dan proses marketing yang hebat, sering menjadi dasar pemilihan perangkat lunak. Kadang kita kurang melihat pada kesesuaian perangkat lunak, juga sering kita mengabaikan dasar teknologi yang melandasinya, bahkan terkadang kita melupakan tujuan dari belajar itu sendiri.
Open source membuka kesempatan kepada kita untuk menjadi pembuat perangkat lunak, atau menyediakan jasa yang berkaitan dengan teknologi informasi. Internet menjadikan semua jaringan relatif terikat menjadi satu. Kemampuan tenaga TI lokal akan memungkinkan terbukanya kesempatan kerja di mancanegara. Secara aktif kita dapat menyebarkan pengetahuan tentang program open source, seperti LINUX dan lainnya melalui berbagai kesempatan kegiatan akademis dan non akademis. Ketersediaan beragam aplikasi dalam lingkungan open source, yang memungkinkan pula untuk kita gunakan dalam proses belajar-mengajar, tidak hanya dalam mata pelajaran  komputer, tapi juga mata pelajaran  lainnya, seperti biologi, kimia, akuntansi, linguistik, psikologi dan sebagainya. Secara perlahan-lahan, diharapkan nantinya akan berkembang developer-developer yang handal, yang berfungsi tidak hanya sebagai end-user yang hanya mengerti menggunakan sebuah kotak hitam saja.
Semua jenis aplikasi yang ada telah tersedia padanannya untuk lingkungan open source. Bahkan beberapa aplikasi yang ada di lingkungan open source tidak ada di lingkungan yang kini populer digunakan. Keterbatasan program aplikasi bukanlah suatu alasan yang cocok untuk menghalangi kita menoleh kepada penggunaan program jenis open source ini. Semua program open source membuka kesempatan untuk  kita untuk menyesuaikan dengan kebutuhan kita.  

BAB III
PENUTUP

Perkembangan teknologi informasi dan Internet sangat pesat dan berpotensi untuk membantu mempermudah umat manusia mengarungi kehidupannya untuk mencapai keberhasilan dalam bermasyarakat. Efek-efek negatif bisa dihindari dengan memberikan pedoman-pedoman etika yang jelas kepada para profesional dan pengguna teknologi ini.
Manfaat maksimal atau efek negatif dari teknologi informasi sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan. Kesadaran setiap insan yang didasari etika yang mengedepankan kepentingan bersama dalam pemanfaatan teknologi sebagai salah satu kunci.
Keseimbangan yang adil perlu selalu dijaga dan diusahakan antara kepentingan perusahaan/pemilik modal yang menjaga agar asetnya dipergunakan semaksimal mungkin untuk keperluan perusahaan, dan kepentingan sosial, yang memberikan makna dan guna sosial baik bagi pegawai maupun masyarakat sekitarnya, dengan memberikan batas-batas/ acuan yang jelas, berangkat dari keinginan untuk saling bersinergi dengan baik dan adil antara perusahaan dan pegawai untuk memenuhi keperluan perusaaan dan tanggung jawab sosialnya.


DAFTAR PUSTAKA
Brian, A James, Management Information System, Managing Information Technology in the Business Enterprise, Mc Graw Hill, 2004
Franz Magnis Suseno, Etika Jawa, Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa, Penerbit PT Gramedia, Jakarta, 1991
http://ferryf.web.id/ - diakses 20 May 2010
http://www.ieee.org/portal/index.jsp - diakses 4 Aprl 2010




















1 komentar:

  1. Titanium Steel by Team: Team: Titanium Steel - ITIAN ART
    Titanium Steel is the classic work of titanium wedding ring steel used in all titanium trimmer as seen on tv modern and high-end furniture. The polished hypoallergenic titanium earrings aluminium oxide finish is designed for ford fusion hybrid titanium the titanium piercing jewelry

    BalasHapus